Kilas Balik 2022 in my Twenty years sweety old 💖

 ðŸ’–

Kilas Balik 2022 in Sovi’s Story

Hai, di akhir tahun ini alhamdulillah kita masih punya kesempatan untuk bersua lewat blog yang tidak seberapa ini, hehe. Tapi, aku senang sekali setidaknya diakhir tahun 2022 yang indah ini aku bisa membuat tulisan yang membuat aku bisa mengenang tahun ini dengan “se-apa adanya”. Karena, mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan resolusi kala pergantian tahun 2021 menuju 2022 setidaknya 360 hari yang sudah terlewati ini adalah rentetan peristiwa yang Allah gariskan untuk ku hingga aku bisa memetik pembelajaran disana. Okeyy, inilah kilas balik rekam jejak perjalanan 360 hari aku, si perempuan 20 tahun anak kedua dari 6 bersaudara yang sungguh bukan siapa-siapa, dan berusaha untuk hidup untuk hidupku sendiri saja, tidak memerlukan validasi dari siapapun dan mungkin itu kedengarannya egois bukan hahaa.

Di awal Januari, aku mengawali semester 4 ku dengan penuh semangat. Penuh harapan dan rancangan-rancangan plan serta to do list yang aku buat dalam rangka memperbaiki diri sebagai seorang pembelajar yang masih dibiayai ayah dan ibu wkwkw alias mahasiswa. Diawal semester ini ada beberapa poin yang menjadi PR untuk aku tingkatkan, yaitu kemampuan berkomunikasi serta berhubungan dengan banyak manusia lain, selain ayah, ibu, adik, mbak, Zega dan keluarga. Karena, aku ternyata anak yang cukup “terbatas” dalam kemampuan berkomunikasi, dan memulai percakapan meski dengan orang yang sudah tidak terlalu asing sekalipun. 2 hal ini menjadi PR yang sangat ingin aku atasi, karena aku anak yang sering kehabisan ide untuk bercengkrama bas abasi, dengan obrolan santai dan dangkal serta biasa saja. Hal ini tentu tidak menguntungkan aku dibanyak persoalan, misalnya saja aku hanya bisa terseyum saat lewat katingku, bahkan dosen ku tanpa adanya kalimat yang keluar dari mulutku, dan itu akan membuat aku dilabeli “pendiam”.

Kemudian, di Februari aku mendaftarkan diri di open recruitment anggota Pengurus Hima PGSD FKIP Unib. Tentu saja alasannya adalah karena ingin melarikan diri dari kegabutan dari tidur siang dikosan setiap weekend, hahaha. Enggaa lah. Alasannya tentu tidak sedangkal itu, melainkan karena 2 hal yang menjadi PR ku tadi. Selain itu aku ingin terus mengasah kemampuan diri ku lewat kegiatan yang diadakan dalam kepengurusan Hima, aku ingin belajar serta menempa diri agar menjadi pribadi yang tentu saja tidak mudah menjustifikasi sesuatu, memiliki pemikiran yang luas, mendalam serta tidak mudah menyerah. Huhuu tentu saja ini proses pembelajaran seanjang hayat yagesya. Aku rangkum kalau mendaftarkan diri menjadi pengurus Hima adalah supaya menjadikan hidupku lebih lama bahkan dari usia ku.

Di awal Maret aku ternyata lolos dalam kepengurusan Hima dan diamanahkan untuk menjadi Sektertaris dalam Proker ke-2 setelah Raker, yaitu PMO Angkatan 2021. Selama menjadi sekretaris ini, aku merasa tidak banyak hal yang berubah karena aku juga pernah bertugas membuat redaksi forum, undangan bahkan laporan Pertanggung Jawaban yang biasa dibuat dalam suatu organisasi. Tapi, ada 1 hal baru yang aku temukan saat itu, yaitu ternyata tidak bisa mempercayai 1 orang saja, dan tidak bisa melihat persoalan dari 1 sisi saja. Cerita lengkapnya nanti aja ya hahahaa takut ghibah online soalnya. Oh iya di Maret ini juga aku Lolos menjadi Tutor Inspiratif Gerakan Mengajar Desa Nusatara yang ada di Provinsi Bengkulu, akhirnya aku lolos di Divisi yang sangat menuntut kemampuan berkomunikasi hahaha Human and Resource Development. Sampai ketemu di waktu Pengabdian yagessya.

Di April yang dipenuhi drama Ramadhan ini, aku menjalani bulan puasa di kosan, sendirian. Ber-Sahur dengan menu alakadarnya hahha karena skill memasak ku yang layak dapat bintang setengah saja wkwk. Tapi, alhamdulillah tidak ada kewajiban puasa yang tertinggal, melainkan karena uzuur syar’i (you know without I told yaa)

Di Mei, yang merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu yaitu Lebaran. Aku menghabiskan libur lebaran ku di Rumah Nyai dari pihak ibu ku, di Lahat. Disana aku terbiasa melihat pola kehidupan masyarakat yang sangat berbanding terbalik dengan kehidupan yang aku temui biasanya. Selama 9 hari ini aku belajar banyak tentang “identitas keagamaan” yang aku punya. Dan pada akhirnya membuat aku berpikir kalau tidak selalu butuh cara yang sama dalam menyelesaikan suatu persoalan, tentu bisa dilihat dari banyak persfektif dan aku menempa diri untuk berkali-kali mencoba menjadi manusia yang “luas” lagi-dan lagi. Menjadi manusia yang tidak mudah menjustifikasi, serta memiliki pemikiran yang melihat sesuatu dari banyak sisi adalah tujuan hidupku.

Di bulan Juni yang dipenuhi hujan seperti sajak Pak Sapardi Joko ini, aku habiskan liburan ku dirumah tanpa aktivitas yang berarti. Hanya tidur, makan,sholat, membaca novel, scroll sosmed dan ada sebuah tragedi yang terjadi di akhir bulan ini. Tragedi ini tentu saja membuat aku menjadi berpikir keras dan menyimpulkan kalau “ada bagian dalam hidup yang ditakdirkan menjadi cerita saja, tidak untuk kita bawa serta ke masa depan”. Ini silahkan ditafsirkan sebagai kesedihan, kesenangan, kerelaan atau apapun sesuka mu. Karena aku orang yang tidak perduli dengan penilaian orang lain terhadap aku, maka kalian semua bebas me-labeli aku apapun. Aku percaya bahwa “Allah saja seperti apa yang disangka kan hambanya” Lantas, aku, si manusia bias aini siapa yang hendak dipandang penuh kbeikan, ingin dilihat baik nya saja, ingin diakui, dan selalu disetujui. Aku hanya manusia biasa, bukan malaikat ataupun Nabi Muhammad.

Di bulan Juli, aku isi dengan membantu teman ku yang menyandang tugas besar dalam acara Prodi. Dan aku pun Alhamdulillah berkesempatan untuk menjadi tangan dingin yang berperan dibalik lahirnya tema “Show Your Skills, Create Your Future”. Kalimat mantra yang juga aku tanamkan dalam nadi perjuangan ku. Aku sangat senang dan bersyukur menjadi salah satu latar belakang dari agenda besar ini.

Di bulan Agustus aku mengawali perkuliahan semester 5 ku dengan penuh harapan dan to do list baru. Banyak kepanikan yang aku hadapi Ketika ini dimulai karena aku melihat daftar mata kuliah yang akan aku hadapi 1 semester kedepan dan aku pikir sulit untuk aku takhlukkan. Ternyata, semua itu lewat saja, dan bisa aku atasi. Mungkin inilah kalimat pembuktian dari mantra kesekian yang aku buat untuk diriku sendiri “ Tenang, Kita tidak mungkin akan selalu ada di hari ini. Hari Berat akan lewat”. Kyaaaakkkk Sovi is the best motivation as far as I know (setidaknya untuk diriku sendiri)

Di bulan September aku menjalani PLP 1 di SD 42 Kota Bengkulu, SD yang ada ditengah pasar dengan pola masyarakat dengan Bahasa yang keras wkwkwk. Bagaimana tidak, disini aku bisa melihat bocil SD yang mungil, kecil dan kelihatan tidak berdaya bahkan bisa meghina gurunya. Sungguh pemandangan yang tidak menyenangkan. Tapi, tentu saja akan menjadi pengalaman yang senang aku kenang.

Di bulan Oktober aku penuhi dengan pengalaman baru, yaitu menjadi seorang Women Bussines hahahaa (Aamiin, mohon do’anya teman-teman). Aku Bersama rekan ku yang sedikit “gila” mendaftarkan diri menjadi penerima bantuan Modal Wirausaha, dan alhamdulillah kami berhasil. Pengalaman yang mengajarkan aku betapa segala sesuatu itu harus ditempuh dan diperjuangkan. Mantra yang sedari dulu aku kutip dari Ayah tersayang ku”Ada harga yang harus dibayar”. Yaaa, aku membayar nya dengan 1 kali izin pembelajaran dikelas pada mata kuliah Bimbingan Konseling, beberapa kali revisi proposal dengan Pembimbingku, dan ini yang paling menyenangkan adalah jalan-jalan dengan menempuh perjalanan Cimanuk-Unib Induk-Kampus Penjas-Unib induk dalam beberapa hari menuju deadline pendaftaran, karena kami memang mengikuti event ini diakhir waktu, tepatnya H-2 penutupan wkwkwk sungguh membuat jantung berdegub 10x lebih kencang. Dan saat dinyatakan lolos tahap 1 dan memasuki tahap Penyajian Produk dan wawancara, aku dan teman super nekat ku ini masuk keruangan super dingin entah di AC dengan derajat berapa, dihadapan kami ada 2 orang, Bapak dan Ibu paruh baya yang menatap kami dingin sedingin ruangan ini lalu mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan yang alhamdulillah kami jawab saja tanpa mampu berpikir Panjang hahaa. And Finaly, Kami dinyatakan LOLOS sebagai penerima Bantuan Modal Wirausaha, aku tahu tentu saja ini adalah perjuangan baru, perjalanan baru serta pengalaman baru yang tentu saja ada konsekuensi didalamnya, tidak serta merta mendapat uang yang bisa dibelikan apa saja sesuka hati. Tapi, aku selalu suka dengan hal-hal baru, pembelajaran baru, tapi tidak dengan orang baru (candaa teuingg) hahaha

November ceria ini aku habiskan dengan berbisnis, menyiapkan produk, menikmati hari-hari dikamar kosan yang semakin sempit karena diisi dengan barang-barang bisnis kami. Tapi, tidak apa-apa tentu saja, karena lagi-lagi aku mengingatkan diri ku bahwa “Ada Harga Yang Harus Dibayar”.

Desember ini aku jalani dengan sebaik yang bisa aku lakukan, mengisi hari-hari dengan Latihan nari karena UAS yang akan digelar secara mewah di Taman Budaya sebagai Gelar KARYA Tari yang dapat disaksikan siapa saja. Aku yang tidak punya keahlian dalam “menggerakkan” tubuh dengan indah dan penuh ritme tentu saja sedikit merasa terbebani dengan ini, ditambah lagi dengan kelompok yang membuat aku struggle hahaha, tapi membuat aku belajar bersabar sekaligus menghela napas dan zikir dengan takzim wkwkw. Kemudian, menuju liburan ini, kami sebagai penerima Bantuan Program Wirausaha Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Pameran dan Seminar Hasil yang digelar di Gedung C unib. Mau tidak mau, tentu saja selama 4 hari berturut-turut aku menguatkan kepalan tangan untuk memacu motor dari Cimanuk-Kandang Limun yang rasanya aku tempuh dalam waktu 30 menit lebih hahaha. Tidak  mengapa, aku tau dengan jelas, segala seustu harus ada konsekuensinya, kan? Alhamdulillah, I can Handle semuanya. Its okey, Perjalanan ini memang akan berat tapi, ternyata mantra ku lagi-lagi mujarab” Hari-hari berat akan lewat”

Okey, itu semua yang aku lewati dalam 1 tahun terakhir. Tentu saja itu versi “sangat singkat “nya ya. Hahah Karena yang full hanya akan ada dalam ingatan, terpatri dengan penuh arti hingga bisa dikenang, diingat,dipelajari,suatu hari nanti.

Selamat bertumbuh Sovi

Berhenti berpikir dunia ini dipenuhi “Miracle” Tidak adaa Kemudahan sebelum Kesulitan

Akan lebih banyak halangan, rintangan dimasa depan. Tapi, aku harap Kamu akan selalu kuat menghadapinya. Karena aku percaya Kamu luar Biasa. Meskipun, 1 dunia tidak mengakui itu, tidak mengapresiasi bahkan tidak peduli.

Hiduplah untuk hidupmu, tidak perlu validasi dari siapapun (By: Sovi, beberapa dekade yang lalu kalimat indah ini sudah mandarah daging ditubuhnya, sehingga bukan hal yang penting baginya anggapan org lain hehe). Penilaian anda terhadap saya, Bukan tanggung jawab saya !

Bye.. sampai bertemu di 2023 yang akan lebih indah (Insyaallah)

Its enough to be Me, I NEVER copied Other :) 

Semoga hari Baik selalu menyapamu~

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang Baik Untuk Kisah Yang Pelik

Perihal yang tidak akan selesai

Ad-Dunya