Psikologi Pendidikan
Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang
Ini adalah buku yang ditulis oleh Jeanne Ellis Ormrod, University of Nothern Colorado (Emerita), University Of New Hampshire Edisi keenam, jilid 1. Buku dengan 500 halaman yang aku beli sesaat setelah dinyatakan sebagai mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.Secara fisik buku ini sangat aku sukai karena ukurannya B5, yang lebih besar ketimbang buku novel ataupun nonfiksi milikku. Biasanya ini seukuran dengan buku cetak sewaktu dulu masih duduk di bangku sekolah.
Buku ini terdiri dari 16 Bab yang setiap bab nya memiliki topik bahasan berbeda terkait dengan perkembangan dan psikologi anak, serta penanganan guru didalam kelas, hingga pengambilan keputusan yang paling tepat sehingga siswa dapat mencapai titik optimal perkembangan dan proses belajarnya di sekolah. Sangat menarik bukan?
Yang akan aku ulas didalam tulisan ini adalah khusus bab 2 yang membahas tentang perkembangan kognitif dan linguistik. Bukan hanya menjadi topic yang paling aku minati, melainkan ini merupakan titik awal pembahasan buku ini, yang secara terperinci memaparkan bagaimana perkembangan individu ditelisik dari sudut pandang psikologi.
Dalam buku ini djelaskan bahwa ada beberapa prinsip dasar perkembangan manusia, diantaranya adalah
1. Urutan perkembangan sedikit banyak dapat diramalkan. Diramalkan maksudnya disini adalah memiliki pola yang berulang. Dalam suatu keluarga misalnya, seorang ibu akan dapat mengetahui urutan perkembangan bicara anak keduanya setelah ia mengetahui urutan perkembangan anak sulungnya. Contoh lainnya juga seorang anak hanya dapat berjalan apabila ia telah melewati tahap perkembangan merangkak dan berdiri.
2. Setiap anak berkembang dalam kecepatan yang berbeda. Penelitian deskriptif cenderung akan menggolongkan usia-usia perkembangan anak. Misalnya pada sia 8-11 tahun anak mengalami masa pubertas, namun tidak bisa dipukul rata bahwa setiap anak akan mengalami pubertas pada usia tersebut. Ada beberapa anak yang memulainya lebih dini, atau bahkan mengalaminya lebih lama. Jadi, tidak bisa disamakan setiap anak memiliki kecepatan berkembang yang berbeda anatar satu sama lain.
3. Pertumbuhan tidak terjadi secara konstan, melainkan terdapat stange theory, yang mana ini akan memicu anak mengalami ledakan pertumbuhan. Misalnya, anak yang mampu bicara di usia 2 tahun dengan lambat akan mengalami percepatan/ ledakan perkembangan pada saat memasuki usia 3 tahun.
4. Faktor hereditas dalam batas-batas tertentu mempengaruhi perkembangan anak. Hampir semua aspek perkembangan yang dilalui oleh anak secara langsung maupun tidak lagsung dipengaruhi oleh factor gen/keturunan. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan motoric anak dalam berjalan, melompat dan berlari akan berkembang akibat pengaruh perkembangan neurologis, peningkatan kekuatan dan peningkatan kendali otot.
Selain prinsip perkembangan, pada bab 2 ini juga terdapat tahapan perkembangan kognitif yang meliputi perkembangan kognitif menurut Piaget dan menurut Vgotsky. Menurut Piaget, perkembangn kognitip melalui 4 tahap, yaitu tahap sensorimotor yang dialamiketika anak berusia 2 tahun. Pada tahap ini anak akan berfokus pada apa yang mereka lihat dan lakukan pada saat itu. Peran kemampuan kognitif sudah muncul saat itu, anak akan mencoba beradaptasi dengan benda baru/ keadaan baru kemudia ia akan memberikan respons terhadap hal tsb. Tahap selanjutnya adalah Tahap Praoperasional yang akan dialami anak ketika masuk usia 2 hingga 6-7 tahun. Pada taha ini kemampuan anak berkembang sangat pesat. Kemampuan berbicara dan jumlah kosakata yang ia miliki meningkat sangat signifikan. Tahap selanjutnya adalah tahap Operasional Konkret yang akan dialami ketika berusia 6-7 sampai 12 tahun. Pada tahap ini proses berpikir yang dimiliki oleh anak akan semakin kompleks, dan terorganisir. Anak akan mampu melakukan penalaran deduktif, lalu menarik kesimpulan-kesimpulan logis yang dibuat berdasarkan informasi yang mereka terima. Tahapan yang terakhir adalah Tahap Opeasional Formal yang akan dialami ketika memasuki usia 12 tahun sampai dewasa. Pada tahap ini anak cenderung dapat membayangkan konsep-konsep yang lebih kompleks, bahkan tidak berhubungan dengan realitas konkret. Pada tahap ini juga biasanya kemampuan penalaran ilmiah berkembang pesat, mereka sudah mampu memahami proporsi peahen, bilangan decimal, dan mampu memecahkan mathematical word problem dalam tahap ini.
Sejalan dengan itu, pandangan kognitif Vgotsky kurang lebih sama dengan Piaget, hanya saja beliau menekankan pada teori konstruktivisme.
Demikian ulasan yang saya buat dikala musim liburan ini. Hasil membaca buku ini yang sudah lama sekali tersimpan rapi dilemari. Semoga menjadi pengetahuan dan pemahaman yang tidak mudah terlupakan untuk saya wkkwk (untuk anda juga)
Selamat berlibur!
Jangan lupa mandi
Komentar
Posting Komentar