Pandemi, Dibalik Duka dan Air Mata
Pandemi menyerang kami
Membuat deru isi kepala
Di hujam banyak tanya yang tak mampu di terka
Hari berganti hari dilalui
Meski tertatih, langkah kami tiada berhenti
Kami menapaki jalanan terjal
Bercengkrama dengan lapar yang membuat mual
Berbisik riuh dalam hati
Semoga pandemi segera enyah dari muka bumi
Kami tetap tersenyum seolah bahagia
Meski masker-masker itu menutupinya
Kami tidak berkumpul lagi
Agar virus itu tidak saling menghinggapi
Banyak kegiatan kami lakukan di rumah saja
Meski bosan, semuanya tetap kami lakukan dengan lapang dada
Teknologi membuat kami bisa bersua meski lewat media
Keterbatasan menjadikan kami bersyukur akan kemudahan yang dulu sempat diingkari adanya
Lalu, hari ini kami masih berdiri
Menjadi saksi bagaimana pandemi megguncang seisi bumi
Komentar
Posting Komentar