We are just a human. No more

21 Maret di hari Minggu
Diruangan berkeramik putih dengan ukuran tidak lebih dari 3m x 3m ini, akan aku sampaikan perihal bagaimana 2 orang yang dulu asing lalu sempat jatuh hati hingga pada akhirnya takdir memaksa mereka hening tak bergeming.

Hari itu, kita sebut saja keadaan yang di skenario kan semesta, 2 orang itu berjumpa. Mata mereka bertemu, merekam kehangatan jiwa yang tercipta meski mereka tidak bersuara. Hari itu, seandainya saja salah satu dari mereka tahu bahwa mereka akan dikecewakan kenyataan. Mereka tentu akan memilih untuk  tidak berjumpa, karena tahu bahwa konsekuensi dari jatuh hati hari itu adalah Luka.

Hari-hari berlalu, memaksa mereka untuk paham bahwa jatuh hati lah sewajarnya. Jangan berlebihan.
Karena memang apapun yang berlebihan tidak akan berakhir dengan menyenangkan. Jatuh cinta misalnya. 
Jatuh cinta awalnya memang akan memberikan energi-energi baik, membawa perubahan baik dan kehangatan yang nyata. Tapi, benar adanya bahwa Allah cemburu hatimu terpaut pada dia, lebih besar ketimbang cinta mu pada Allah. Sebab itulah, akhirnya hingga hari ini kau tidak lagi menjumpai bayangnya pada matamu ketika kau bercermin. 

Mungkin kau luka, dan kecewa. Mungkin kau patah hati. Namun, kau harus sadari 2 orang yang asing itu akan kembali asing bagaimana pun perjalanannya. Bukan kah memang kita dilahirkan sendiri, keluar melihat dunia dengan mata mu sendiri, mendengar dengan telinga mu sendiri. Hingga akhirnya, kita pun akan kembali berakhir sendirian. 

Maka, Jangan lagi jadikan kesepian sebagai bahan agar kau seakan rela dengan sengaja mematahkan hatimu, dan memanjakan kehampaan mu. Kita memang hadir dengan kesepian, kesendirian dan ketenangan akan selalu berakhir dengan kedamaian. 

.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang Baik Untuk Kisah Yang Pelik

Perihal yang tidak akan selesai

Ad-Dunya