~SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA (2)
Selasa, 12 Januari 2021
Hai, percayalah aku udah nulis ini dari tanggal 10 Januari kemarin, tapi belum sempat di selesaikan karena suatu alasan yang ga bisa dijelasin, ciehh canda:v
Jadi, selanjutnya apa yang aku dapatkan dari membaca buku Sistem Pendidikan Finlandia? Kalian tau gak sih, kalau sebenarnya pembelajaran di Finlandia ini sangat keren wkwkwk, tau dong ya. Kan udah aku kasih tau di tulisan sebelumnya.
Ngomong-ngomong nih , aku nulis beginian bukan karena aku mendewa-dewa kan sistem pendidikan Finlandia, lantas membandingkannya dengan sistem pendidikan tanah air tercinta. Tapi, ini sebagai pengingat bagiku sendiri kalau sebetulnya kita harus membelalakkan mata tentang apa yang terjadi dan melihat fakta secara transparan, apa adanya saja. Sama kayak dulu pas sekolah, kita pasti keppo kan kenapa ada yang juara 1, ada yang juara 2, atau ada yang masuk BK atau bahkan ada yang dapat layangan surat panggilan orang tua. heheh canda lagi:v
Kira-kira kenapa?, and what something we have learn from this?, gitulohh wkwk. Tapi, apapun asumsi kalian tentang ulasan ku ini, aku ga terlalu peduli ya wkwk. Soalnya aku ingat selarik sajak WS.Rendra yang begini bunyi nya “Aku akan terus mandi walaupun aku tahu aku akan kotor lagi”. Nah sama, aku juga bakal terus nulis, walau aku tau tulisan ku amburadul, semrawut, brutal, banyak typo dan receh.
Kalian masih ingat kan motto pembelajaran di Finlandia, belajar seumur hidup (Lifelong learning), ternyata filosofi ini sempat diadopsi oleh Parlemen Eropa dan Dewan Eropa mengusulkan untuk diterapkan diseluruh Eropa pada tahun 2006. Pembelajaran seumur hidup ini selaras dengan pengetahuan umum, ketrampilan serta sikap seseorang dan akan memudahkan manusia dalam menghadapi dinamika pergeseran waktu, pergantian zaman dan kebersinambungannya pembaharuan teknologi.
Perubahan zaman disertai kemajuan teknologi menuntut manusia mau tak mau, suka tak suka untuk adaptif, tanggap dan reponsif terhadap itu, maka bekal yang diperlukan adalah adanya kompetensi yang relevan.
Uni eropa merekomendasikan 8 kompetensi yang dijadikan kunci dalam keberlangsungan pembelajaran seumur hidup ini, yaitu literasi, kemultikebahasaan, kemampuan berhitung, kemampuan terhadap sistem-sistem teknik, kemampuan penerapan teknologi-digital, kemampuan interpersonal serta kemampuan mengadopsi kompetensi baru, pengetahuan kewarganegaraan aktif, kewirausahan serta sadar akan akulturasi ekspresi budaya.
Hal ini senada dengan kurikulum 2013 di tanah air yang menggusung konsep belajar mandiri, inkuiri, dicovery dll yang menekankan agar siswa mampu mengaplikasikan kemampuan Critical thinking, Collaboration, Creativity, and problem solving, High order thinking skills dalam kehidupannya sebagai hasil pembelajaran yang sesuai di abad 21.
Pendidikan formal di Finlandia, terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu pendidikan pertama (Esiopetus) tingkatan awal sekolah/ TK, Kemudian dilanjutkan pendidikan dasar wajib (Yleissivistava perusopetus) atau Sekolah Dasar terbuka untuk semua anak usia sekolah berumur 7-16 tahun dan gratis. Sedikit berbeda dengan ditanah air, pendidikan dasar terdiri dari SD, pendidikan menengah terdiri dari SMP dan SMA. Kemudian Pendidikan menegah di Finladia (Toisen Asteen kuolutus), tingkat pendidikan yang dijalankan setelah pendidikan dasar, tingkatan ini setara SMA/SMK. Kemudian, pendidikan tinggi (Korkea-asteen kuolutus) seperti politeknik dan Universitas.
Di Finlandia, sekolah adalah wajib untuk anak usia sekolah. Pendidikan dasar bagi anak 7-16 tahun atau dalam sepuluh tahun masa belajar. Saat anak berusia 6 tahun, dibulan Januari para orangtua akan mendapat surat undangan untuk mendaftarkan anak masuk ke TK terdekat wilayah mereka tinggal. Hal ini karena jumlah peduduk Finlandia sekitar 5,5 juta jiwa dan sistem statistik Kantor Populasi semacam BPS di Indonesia berjalan dengan rapi dan sistematis, sehingga terdata dengan jelas anak-anak yang akan masuk ke dunia pendidikan.
Wah, keren sekali ya. Sangat tidak etis jika bayangan kita akan sama kondisinya dengan pendidikan di negeri ini, yang jangankan ada undangan mendaftar sekolah , bahkan sistem penerimaan siswa pun rumit dan bertele-tele. Dan biasanya perbedaan akan tampak jelas terhadap sekolah swasta dan negeri. Ada semacam ketimpangan dan jurang pemisah yang tak bisa aku perincikan, tapi aku yakin kalian tau itu.
UU Pendidikan menjamin bahwa pendidikan yang didapatkan anak harus membuat anak tersebut nyaman, aman dan berada sedekat mungkin dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Apabila jaraknya cukup jauh, pemerintah akan menjamin transportasi umum gratis, dan merupakan bagian dari hak anak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, juga bimbingan dan dukungan yang dibutuhkan anak.
Sungguh sebuah sistem yang sangat sistematis bukan.
Terimakasih sudah bersedia untuk sekedar meluangkan waktu sejenak membaca atau hanya sekedar mem-view tulisan tidak seberapa layak baca ini.
Kita sangat tidak mungkin meng-copy sistem dan ide, tapi kita bisa memilih untuk diam, bungkam dan menutup mata dari fakta yang sungguh jelas adanya, atau sedikit membelalakkan mata, lalu terperangah dan sadar bahwa “ Zaman berganti dan teknologi bisa saja membuat kita mati dan kehilangan eksistensi”, maka kamu memilih yang mana?
Selamat tengah malam hehe:v
Bye !
Komentar
Posting Komentar